Halusinasi
Karya : Deti Umariyah
Sebut saja saya Deti, dan
teman saya Nanda. Pada Malam selasa, sepulang kuliah tepatnya pada pukul 08.00
aku dan nanda langsung bergegas ke kosan, karena aku dan nanda sudah sangat
lapar, sesudah sampai di kosan aku dan nanda langsung mengambil makan di ruang
dapur, dan akhirnya aku dan nanda makan bersama-sama sambil mengobrol, tak
terasa kita makan sambil mengobrol dan tak lama kemudian…ada suara uang jatuh
dari ruangan dapur, kncrrrriiinnggg.. , , memang sih awalnya kita biasa-biasa
saja karena itu uang logam milik aku, dan nanda pun berfikir positif.“Lah, uang jatuh nanda”?
tutur ku. “Dih iyah ko bisa”.. jawab nanda“Ya.. ga tahu aku mah” aku
dengan berfikir Negati “Alah paling itu mah perbuatan cicak” jawab Nanda yang
mencegah rasa takut itu.“Masa cicak bisa menjatuhkan
uang logam dengan posisi jauh dari lantai”?Nanda pun terdiam, dan
mungkin sudah mulai berfikir, sesudah membicarakan uang logam jatuh kemudian aku
pun berencan untuk memasang ayat-ayat al-Quran/ Lafad ALLAH di depan pintu dan
di dinding.“Ah besok mah kita bikin
Lafad Allah, nan” kata aku. “Iyah det, biar kosan kita tenang, adem, dan
nyaman” jawab nanda dengan bijak.“Makanya kalo mau makan baca
doa dulu kawan, biar gak ada yang mengganggu” kata ku yang bersikap tegas agar menghindari
dari rasa takut itu.Setelah itu aku dan nanda
bercakap untuk merencanakan memasang lafad Allah didinding kemudian, tiba tiba….
suara dari ruangan dapur itu ada lagi. Suasana malam itu yang sangat tegang.Grotllaaakkk………suara cangkir
plasti yang terjatuh dari rak dapur,aku dan nanda tanpa
berbicara lagi, yang meninggalkan sisa makanannya itu, langsung berteriak,
kaget , dan ketakutan,,,”Waaaaaaaaaaaaaaaaaaa”, aku dan nanda berlari, keluar
dari ruangan kostan, sambil terbecir-becir berlari. “itu setan apa tikus sih
jahil banget ya Allah”…kata ku yang tengah tergesah-gesah kecapean.Tak lama kemudian anak
tetangga kostan aku yang bernama teh nenden, keluar dan berdiri didepan pintu
kotsan.“Ada apaan malam-malam gini
ribut-ribut pada teriak-teriak lagi” dengan wajah mengantuk.“Ada setan teh, di ruangan
dapur” jawab nanda yang tengah kecapean.“Yaudah masuk dulu atuh
kedalam, nanti ceritain didalam” teh.nenden yang tengan penasaran.Aku dan nanda pun berusaha
masuk kedalam kosan teh nenden untuk menenangkan diri.“Ada hantu apa ?”Gak tau teh, ada suara uang
logam jatuh dan terus kedua kalinya cangkir jatuh, itu kayaknya setan deh,
teh…aku takuttt hiiiiihhh”, jawab kata ku yang sedang ketakutan.“Masa masih sore gini ada
setan, det, nan, coba kamu pikirkan, itu mah halusinasi kalian aja
ah”…teh.nenden yang begitu nasehati kita, dan menenangkan perasaan kita yang
sedang ketakutan.Teh nenden dengan tidak
percayanya dia langsung ingin melihat ke dalam kosan kita. Aku dan nanda
mengikutinya di belakang sambil ketakutan. Setibanya, di dalam ruangan dapur.“Mana det, nan gak ada apa
apa, gak ada hantu ko, paling itu mah tikus”.“Tikus dari mana teh …?”
kata nanda. “Ya dari pentilasi lah, kan pentilasi kamu bolong gak ada
penghalangnya” kata teh.nenden dengan rasa tidak percaya. Nanda pun ngotot
tidak percaya bahwa itu perbuatan tikus.“Lah kan kecil bolongnya
teh, lagi pula kalo tikus lewat pentilasi jatuhnya bakalan kedengeran kali, itu
mah gak ada suara tikus jatuh”.Deti pun ikut bercakap,”Dih
beneran teh tadi ada penampakan yang gak kelihatan, aku pikir yang kedua, yang
jatuh itu bekas botol mineral, eh… ternyata cangkir…hihhhhhh seremmmmm”. “Iya
teh”….tutur nanda.“Coba rapihkan dulu dapurnya
jangan berantakan kayak gini, neng biar rapih, bersih, kelihatanya juga nyaman”
sambil merapihakan bekas botol air mineral yang ada dikarung berantakan.Aku dan nanda langsung
merapihkan barang-barang yang berantakan itu, cuci piring, menyapu, dan
membuang sampah yang ada didapur itu yang kita lakukan berdua.“nanti mah pentilasinya di
tutup pake carang-carang, kan udah dikasih sama ibu kosnya” kata teh.nenden
sambil merapihkan piring-piring yang berantakan.“Iyah, nih belum pasangkan
carang-carang, gak da yang masanginnya, soalnya tinggi banget” jawab deti.Nanda pun ikut bercakap “
iya nanti besok aja pasanginnya det”.Tak terasa jam 10:10, kita
yang tengah mengobrol didapur, aku dan nanda yang masih sangat ketakutan karena
kejadian tadi, aku dan nanda tidak mau tidur dikamar kosan kita, takutnya ada penampakan
susulan. Akhirnya aku dan nanda numpang tidur dikosan tetangga sebelah.Kata teh.nenden “ ya sudah
malam ini kamu tidur bareng aku aja”“iya hayuuuuuuu” jawab nanda
yang sangat senang.Aku dan nanda bergegas
membawa kasur, selimut, bantal, kipas angin, notebook, dan tugas-tugas kuliah
yang belum dikerjakan.
Semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar